Monday, March 26, 2012

Istilah CCTV (Bagian 5)

Lux
Bahasa sederhananya, lux menyatakan intensitas cahaya mininal yang diterima oleh chip CCD untuk menghasilkan gambar yang baik. Tidak salah juga bila diartikan sebagai kepekaan (sensitivitas) dari suatu camera. Camera ber-lux rendah (misalnya 0.01 lux) di-klaim bisa bekerja dengan baik pada level cahaya rendah (remang-remang).  Lux adalah satuan SI untuk pencahayaan (illuminance) atau setara dengan lm/m2 (lumen per meter persegi). Dalam spesifikasi camera parameter lux ini kerap disebutkan, misalnya 0.1lux, 0.3lux, 1.0 lux dan sebagainya. Untuk "membayangkan" seberapa terang 1 lux itu, maka perhatikanlah beberapa kondisi di bawah ini:





Kondisi
Perbandingan Iluminansi
Sinar matahari langsung  (Direct Sunlight)
100.000  -  200.000 LUX
Siang hari terang            (Full Daylight)
10.000  –   90.000 LUX
Mendung di siang hari   (Overcast Light)
1.000 LUX
Lampu  kantor                (Office Light)
400 LUX
Senja menjelang maghrib (Dusk Light)
100 LUX
Saat terbenam matahari  (Twilight)
10 LUX
Awal malam                    (Deep Twilight)
1 LUX
Bulan purnama               (Full Moonlight)
0.1 LUX
Bulan sabit                      (Quarter Moonlight)
0.01 LUX
Malam tanpa bulan        (Moonless night) 
0.001 LUX
Mendung di malam hari  (Overcast night)
0.0001 LUX

Camera IR (infra red) dalam spesifikasinya disebutkan dapat bekerja pada intensitas 0.00 lux. Artinya pada kondisi gelap total sekalipun, objek masih dapat tertangkap oleh camera (lampu IR LED-nya menyala). Padahal, kita tidak dapat melihat kondisi aslinya secara langsung dengan mata telanjang. Adapun “LED” adalah sebutan untuk lampu yang menghasilkan cahaya infra merah dalam intensitas kecil, biasanya dipasang di sekeliling lensa dengan jumlah tertentu.



Baguskah Camera dengan Lux Kecil?
Bagi kondisi tertentu, camera lux kecil memang diperlukan karena bisa menangkap objek dalam cahaya yang rendah. Tetapi,  di sisi lain camera menjadi sangat sensitif. Untuk itulah, maka diperlukan parameter lain untuk mengimbangi hal ini, yaitu F Stop. 

Contoh Kasus: Mengapa camera menjadi silau pada siang hari ?
CCD masa kini sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga kita terkadang menemui kesulitan dalam menentukan seberapa besar toleransi cahaya maksimum yang bisa ditangani oleh CCD dan rangkaian elektronik di dalam camera. Dalam Tabel berikut kita dapat melihat fenomena unik yang boleh jadi berkaitan dengan masalah yang sering terjadi di lapangan.

F Stop
F1.2
F1.4
F2.0
F2.8
F4.0
F5.6
Min.Light (lux)
0.3
0.4
0.8
1.6
3.2
6.4
Max.Light (lux)
16.000
22.000
44.000
88.000
176.000
352.000

Misalkan kita memakai lensa dengan F (Stop) 1.2. Maka, sesungguhnya cahaya yang diperkenankan masuk adalah antara 0,3 lux sampai dengan 16.000 lux saja. Padahal pada siang hari yang cerah, level cahaya di luar rumah bisa mencapai 85.000 lux. Hal ini bisa mengundang masalah yang cukup "serius" di beberapa instalasi, yaitu hasil gambar menjadi silau ("whiting-out"). Untuk menahan level cahaya yang besar, bisa saja kita memilih lensa dengan F Stop besar. Akan tetapi  perlu diingat, hal ini akan mengurangi kemampuan camera pada level cahaya rendah (misalnya pada malam hari). Di sini seperti terjadi "trade-off" antara F Stop dengan intensitas cahaya di lokasi pemasangan.

Setelah mengetahui pengaruh F Stop, maka sekarang kita dapat memahami mengapa ada camera yang menghasilkan gambar silau pada siang hari. Lantas, bagaimana dengan lensa Auto Iris, apakah cukup efektif dalam mengatasi hal ini ?

(Bersambung)
 
Sumber : http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/02/mengenal-istilah-cctv-bagian-5.html

Istilah CCTV (Bagian 4)

2. Istilah Camera
Sejujurnya, cara paling praktis dalam menentukan kualitas camera adalah dengan mencobanya langsung. Namun, sayangnya hal itu jarang bisa dilakukan. Sebagai gantinya, maka pihak vendor selalu menyediakan brosur produk untuk dipelajari dulu sebelum memilih mana yang cocok untuk keperluan kita. Tidak jarang mereka menjelaskan secara detail tentang keunggulan  satu produk dengan menggunakan istilah CCTV. Nah, dalam menjelaskan biasanya mereka mulai dari urutan berikut ini :

Bentuk atau Jenis Camera CCTV
Pembahasan satu istilah sejatinya harus dimulai dari pengenalan bentuk terlebih dahulu. Demikian pula halnya dengan CCTV, tidak lengkap rasanya jika kita hanya mengenal nama, tetapi tidak mengetahui bentuknya. 


Standard Camera (disebut juga Box Camera)
Box camera pada umumnya dijual belum termasuk lensa, sehingga vendor menawarkan banyak pilihan yang tergantung jenis lensanya. Misalnya, box camera dengan lensa standard 4 mm (fixed iris) cocok dipakai untuk lokasi-lokasi publik, seperti: Lobby hotel, areal parkir, lobby bank (banking hall), ruang tunggu tamu dan area lain seperti itu. Sedangkan lensa 12mm auto-iris (bisa) dipakai untuk:  koridor hotel, pintu masuk parkir basement, selasar dan area-area berbentuk panjang dan sempit lainnya.  

Dome Camera
Dome camera cocok digunakan di dalam ruangan (indoor), karena bentuknya tidak mencolok dan tidak "mengganggu" estetika ruangan. Warna casing biasanya putih atau hitam. Pemasangan yang umum adalah di langit-langit (plafon). Pada beberapa produk, bagian camera di dalamnya tidak terlihat jelas, karena kubahnya berwarna gelap. Dome terbaru memiliki pengaturan 3-axis. Jadi posisi dome bisa dipasang bebas (miring, tegak, bahkan dipasang di dinding), tanpa khawatir gambarnya "terbalik", karena camera di dalamnya bisa diputar-putar ke arah yang sesuai.




Bullet Camera
Bullet camera ada yang indoor ataupun outdoor. Aplikasinya disesuaikan dengan keadaan sekitar, sehingga belum tentu cocok di ruangan dengan estetika tinggi. Kebanyakan jenis ini dipasang di outdoor dan sudah dilengkapi dengan lampu infra merah (infra red lights) agar menghasilkan gambar hitam-putih yang jelas dalam jarak tertentu, walaupun kondisi di sekitarnya gelap total. 




Miniature Camera
Jenis ini tegolong langka dalam pemasangannya, kecuali di tempat yang sengaja dirahasiakan oleh pemiliknya untuk mengamati gerak-gerik orang di ruangan tertentu, seperti mengamati karyawan yang dicurigai "curang" dalam bekerja atau mengamati tamu. Untuk itu, camera ini ditempatkan di balik "sesuatu", misalnya lukisan, almari, pajangan dan lainnya. Bahkan ada yang memasangnya di balik jam dinding!




Board Camera



Board camera tidak lain adalah bagian dalam dari miniature camera itu sendiri atau bagian dalam dari camera jenis dome. Seperti terlihat pada gambar, maka padanya sudah terpasang board lens, baik yang biasa (gambar samping) maupun pinhole (gambar di bawahnya). 




Selama spesifikasinya sama, maka bentuk camera tidak berpengaruh pada hasil gambar. Artinya, gambar yang ditampilkan oleh camera dome relatif sama dengan box camera standard dengan spesifikasi sama.
Sumber : http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/02/mengenal-istilah-cctv-bagian-4.html

Wednesday, February 8, 2012

Minimarket Harus Dilengkapi CCTV Sebelum Beroperasi

SOREANG, (PRLM).- Kepala Kepolisian Resor Bandung Ajun Komisaris Besar Sandi Nugroho mengimbau pengusaha minimarket untuk segera melengkapi seluruh gerainya dengan kamera pengintai (CCTV). Langkah tersebut dinilai dapat meminimalisir perampokan yang belakangan ini marak terjadi di wilayah Bandung Raya.
Sandi mengatakan, keberadaan CCTV sedikitnya bisa mengurangi niat para pelaku untuk merampok. Mereka akan berpikir dua kali, karena sadar akan mudah terlacak pasca melakukan perampokan. “Setidaknya keberadaan CCTV bisa mencegah niat kejahatan. Jika tetap terjadi, polisi akan lebih mudah mengungkap identitas dan menangkap pelaku,” ujarnya di sela-sela penempelan stiker nomor pusat layanan kepolisian di gerai minimarket se-Kabupaten Bandung, Senin (6/2/12).
Sejauh ini, tambah Sandi, hampir semua minimarket di wilayah hukum Polres Bandung sudah memasang CCTV. Namun, ia melansir masih ada beberapa minimarket yang kemungkinan baru beroperasi, sehingga belum dilengkapi CCTV. (A-178/A-88)***

Sumber :  http://www.pikiran-rakyat.com/node/175817

Polres Bitung Sarankan Supermarket dan Toko Pakai CCTV

Bitung (manadotoday.com) – Menyusul adanya peristiwa perampokan yang terjadi di Supermarket City Mart pusat Kota Bitung beberapa hari lalu,Kapolres Bitung AKBP Satake Bayu melalui Kapolsek Urban Bitung Tengah Kompol Iwan Manurung, menyarankan agar pusat pertokoan dan supermarket yang ada di kota Bitung, menggunakan Closed Circuit Television (CCTV) atau alat yang dapat merekam peristiwa atau aktifitas di dalam dan di luar lokasi Pertokoan atau Supermarket, dimana CCTV diletakkan.
“Sebaiknya para pemilik toko dan supermarket menggunakan alat CCTV, untuk merekam aktifitas di lingkungan dan di dalam ruangan pertokoan dan supermarket,” saran Manurung.
Kelebihan alat CCTV ini kata Manurung, jika nantinya terjadi tindak kriminal di dalam dan di luar lokasi pertokoan si pelaku dapat terekam dalam CCTV ini, sehingga akan memudahkan aparat kepolisian dalam mengungkap tindakan perampokan dan tindak kriminal lainnya.
“Kegunaan CCTV ini, akan sangat memudahkan aparat Kepolisian dalam mengungkap dan menindak pelaku kriminal yang melarikan diri setelah melakukan tindakan kriminalitas,’’ pungkasnya. (lou)

Sumber :  http://www.manadotoday.com/polres-bitung-sarankan-supermarket-dan-toko-pakai-cctv/56978.html

Pantau Kemacetan lewat CCTV

PENGAWASAN situasi jalan raya di Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandarlampung, dilakukan Polda Lampung melalui CCTV yang ditempatkan di beberapa ruas jalan yang menjadi rawan kemacetan dan kejahatan. Pengawasan melalui CCTV itu dipusatkan di gedung Regional Traffic Management Center (RTMC) di Jl. Pramuka, Rajabasa, yang diresmikan kemarin.
    Kapolda Lampung Brigjen Jodie Rooseto mengatakan, RTMC merupakan pusat koordinasi, komunikasi, maupun kendali operasi lalu lintas di jalan raya. RTMC ditangani oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung.
    ’’Melalui RTMC ini, mudah-mudahan jika ada kemacetan dapat terpantau. Sehingga petugas secara cepat menanganinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk kecepatan informasi polisi,” kata Jodie dalam sambutannya kemarin.
    Dilanjutkan, sementara pemasangan CCTV dilakukan di Pelabuhan Bakauheni dan Bandara Radin Inten II,  Lampung Selatan. Kemudian Tugu Adipura, Terminal Rajabasa, Chandra Tanjungkarang, dan persimpangan Bambu Kuning.
    Terpisah, Koordinator RTMC Kompol Andy mengatakan, layanan CCTV dipantau selama 24 jam dan disebarluaskan melalui jejaring sosial. (yud/c2/ais) 

Sumber : http://radarlampung.co.id/read/bandarlampung/46045-pantau-kemacetan-lewat-cctv-

CCTV Masjid Bantu Polisi Ungkap Pencuri Minimarket

INILAH.COM, Cimahi - Kapolsek Cimahi Selatan AKP Sujana membenarkan adanya dua tindakan kriminal yang terjadi dalam satu malam. Yakni, perampokan minimarket Indomaret dan pencurian kendaraan bermotor di halaman Masjid Al Muawanah.

"Indomaret itu memang benar dibobol sekitar pukul 2.00-3.00 WIB. Modusnya, mereka menjebol dengan cara merusak gembok rolling door dan memecahkan kaca pintu gerbang. Sejauh ini, kita masih menginventarisir," kata AKP Sujana saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (6/2/2012).

Sujana mengakui, pihaknya kesulitan mengungkap kejadian perampokan pada dinihari itu. Selain ketiadaan saksi mata, pengusaha minimarket itu pun tidak melakukan imbauan aparat kepolisian untuk memasang CCTV atau menempatkan seorang satpam penjaga.

Dia mengakui, sejauh ini perampokan minimarket di Kecamatan Cimahi Selatan itu sudah terjadi sebanyak tiga kali. Dikarenakan pihaknya kesulitan dalam hal penyelidikan, dia pun mengatakan untuk ketiga kasus itu pihaknya belum bisa mengungkapkan pelaku pembobolan minimarket.

Berbeda halnya dengan pencurian motor di masjid, aparat kepolisian terbantu dengan adanya CCTV yang dipasang. "Saat ini, kita meminta kepada pengurus masjid untuk mentransfer rekaman tersebut ke CD (compact disc). Selain itu, khusus pencurian motor ini, pemilik belum memberikan laporan kehilangan ke Polsek," tegasnya.[ang]

Sumber : http://www.inilahjabar.com/read/detail/1827189/cctv-masjid-bantu-polisi-ungkap-pencuri-minimarket

Puncak Gunung Ijen Dipasangi CCTV

TEMPO.CO, Bondowoso - Gunung Ijen hingga saat ini masih dalam status Siaga (Level III). Akitivitas kegempaan gunung api tipe Strato itu juga masih fluktuatif. "Karena itu sejak lima hari lalu dipasangi kamera circuit closed television (CCTV) agar pemantauan lebih lengkap," kata Konik, salah seorang petugas di Pos Pantau Paltuding Bondowoso, Senin, 6 Januari 2012.

Menurut Konik, kamera CCTV dipasang di kawasan puncak Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.386 meter di atas permukaan laut. Pemasangan CCTV dilakukan untuk mendukung alat pendeteksi deformasi gunung api atau Tilt Meter yang sudah dipasang sebelumnya. "Dengan CCTV bisa terlihat kondisi air kawah, apakah masih normal atau berubah, atau sudah meluap," ujar Komik.

Jika aktivitas kegempaan Gunung Ijen meningkat, kata Konik, ditandai dengan air kawah tampak berwarna putih. Ketika aktivitas kegempaan menurun, warna air kembali hijau.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Abdurahman, mengatakan sejak sebulan lalu hingga saat ini posko darurat masih terus disiagakan di tiga desa di Kecamatan Sempol, yang letaknya paling dekat dengan kawasan puncak Gunung Ijen. Ketiga desa itu adalah Desa Kaligedang, Kalianyar, dan Sumberejo. "Selain petugas serta relawan, masker, obat-obatan, dan tenda tetap disiapkan di sana," ucapnya.

Tim BPBD Bondowoso bersama tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur III, Taruna Siaga Bencana (Tagana), SAR, serta TNI dan Polri terus melakukan koordinasi dan pemantauan situasi gunung. Selain menggelar simulasi evakuasi juga sosialisasi bahaya letusan dan penanganan korban jika bencana benar-benar terjadi.

Menurut Kepala BKSDA Jawa Timur III, Sunandar Trigunajasa, berdasarkan hasil koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pihaknya tetap melarang aktivitas penambangan belerang, pendakian, dan wisata di Gunung Ijen.

BKSDA Jawa Timur III yang berkantor pusat di Jember menjadi pengelola Cagar Alam Kawah Ijen yang berada di Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi. "Kami masih memberlakukan larangan itu,” tutur Sunandar.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung menetapkan status Gunung Ijen dari waspada menjadi siaga sejak pertengahan Desember 2011 karena peningkatan aktivitas vulkanik.

MAHBUB DJUNAIDY

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/02/06/058381990/Puncak-Gunung-Ijen-Dipasangi-CCTV

Maling Helm Pakai Baju PNS Pasuruan Tertangkap CCTV

Senin, 06 Februari 2012 19:53:19 WIB
Reporter : M Subkhi

Pasuruan (beritajatim.com) - Seorang pencuri tertangkap kamera CCTV saat tengah menggasak helm di tempat parkir kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Senin (6/2/2012). Ironisnya! Saat melakukan aksinya tersebut, pelaku menggunakan baju pegawai negeri sipil (PNS).
Dalam rekaman CCTV ini, sebelum mengambil helm milik Bayu Indrianto (24), salah seorang PNS di Pemkab Pasuruan. Awalnya, pelaku berpura-pura sibuk menelpon seseorang, untuk mengelabui orang lain yang memergoki aksi kejahatannya. Setelah diperkirakan aman, pelaku berbadan subur itu langsung kabur dari tempat parkir motor di bagian kesra.
"Di CCTV tersebut, sepertinya pelaku kabur dengan motor Yamaha Mio. Baru kali ini saya kehilangan helm di kantor Pemkab Pasuruan, mas. Kayaknya pelaku juga seorang PNS, karena baju yang dia pakai adalah baju pegawai. Pencuri itu kabur pukul 10:10 WIB" kata Bayu Indrianto, korban yang kehilangan helm kepada beritajatim.com.
Nur Kholis, petugas Satpol PP yang bertugas menjaga keamanan di kantor Pemkab Pasuruan mengatakan, kasus kehilangan helm dalam satu tahun terakhir ini, sudah 2 kali terjadi. "Beberapa waktu yang lalu juga ada pencuri helm di kantor Pemkab Pasuruan yang tertangkap. Dia langsung menjadi bulan-bulan, dipukuli mengaku menyesal" katanya.[bec/ted]

Sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/4/Hukum_&_Kriminal/2012-02-06/126124/Maling_Helm_Pakai_Baju_PNS_Pasuruan_Tertangkap_CCTV__

Aksi Perampokan Swalayan Terekam CCTV

Liputan6.com, Makassar: Aksi perampokan sebuah swalayan di Jalan Toddopuli Raya, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (24/1), terekam kamera pengawas (CCTV). Dalam rekaman tampak perampok memasuki swalayan menggunakan jaket dan penutup kepala ketika suasana sepi.

Sementara perampok lainnya mengawasi di luar. Dengan menggunakan parang, pelaku mengancam dan meminta uang yang disimpan di tempat penyimpanan. Pelaku juga mengambil paksa tiga buah telepon genggam. Saat itu, swalayan hanya dijaga seorang karyawan bernama Arman.

Pelaku lalu membawa karyawan menuju lantai dua. Pelaku diduga hendak mencari tempat penyimpanan uang yang berjumlah lebih besar. Puas membawa uang hasil rampokannya, para pelaku ngacir menggunakan sepeda motor. Swalayan kehilangan uang Rp 200 ribu dan tiga ponsel.

Saat ini polisi menyelidiki kasus tersebut. Rekaman video berdurasi 1,17 menit dijadikan barang bukti dan bahan pengembangan. Polisi juga meminta keterangan karyawan swalayan. Menghindari kejadian serupa, polisi akan memperketat pengamanan swalayan yang buka 24 jam.(APY/JUM )

Sumber : http://berita.liputan6.com/read/373750/aksi-perampokan-swalayan-terekam-cctv

Istilah CCTV ( Bagian 3 )

CS-Mount dan C-Mount
Istilah ini menyatakan jarak antara leher lensa dengan elemen CCD pada camera berdasarkan spesifikasi JIS (Japan Industrial Standard). Jarak ini dinamakan Flange Back (dibaca: fleinch bek). Untuk C-mount jaraknya adalah 17.526mm, sedangkan CS-mount 12.5mm, sehingga antara keduanya ada selisih sekitar 5mm. Camera CS-mount tidak ada masalah oleh adanya perbedaan ini, karena kekurangan jarak 5mm bisa diatasi dengan cara memasang ring tambahan pada lensanya. Bentuk ring tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah ini. 


Dalam prakteknya lensa CS-mount bisa dipasang langsung pada camera CS-mount tanpa ring. Sedangkan lensa C-mount apabila akan dipasang pada camera CS-mount, maka harus memakai ring tambahan dulu. Konsekuensinya, camera tipe C-mount tidak bisa menggunakan lensa CS, karena secara fisik tidak memungkinkan lagi untuk mendekatkan lensa tersebut kepada elemen CCD-nya. Tetapi untungnya camera CCTV saat ini kebanyakan menggunakan CS-mount, sehingga kita boleh memakai lensa jenis CS-mount (langsung tanpa ring) atau lensa C-mount (dengan tambahan ring).




Hubungan Antara Lens Format, CCD Format dan Image Size
Untuk memahami istilah ini, penulis akan mulai dengan pembahasan mengenai CCD (Charge Coupled Device), yaitu komponen inti pada camera yang berfungsi untuk memungut gambar (image). Nanti setelah itu kita akan memahami tentang pengertian Lens Format (Ind. format lensa)


Komponen CCD telah diproduksi oleh banyak pabrikan, seperti Sony, Panasonic, Samsung, Hitachi dan perusahaan lainnya dalam beberapa ukuran standar. Perbedaan ukuran ini dilihat dari variasi panjang diagonalnya. Gambar di bawah memperlihatkan ukuran dari salah satu contoh keping chip CCD 1/3" (6mm).



Nah, format lensa yang sekarang dikenal rupanya disesuaikan dengan ukuran diagonal CCD-ini (atau malah sebaliknya: CCD disesuaikan dengan format lensa!), sehingga muncullah format lensa 1/3" (untuk CCD 6mm), 1/2" (untuk CCD 8mm), 2/3" (untuk CCD 11mm) dan 1" (untuk CCD 16mm).  Lingkaran dalam contoh di bawah ini adalah format lensa 1/2" dan 2/3", sedangkan kotak yang ada di dalam lingkaran adalah ukuran CCD. 

Apa artinya ini? Mudah saja! Agar objek bisa tertangkap seluruhnya oleh elemen CCD, maka lingkaran lensa ini harus sama atau  lebih besar ketimbang diagonal kotak, bukan? Sebab jika lingkaran lebih kecil dari kotak, maka objek tidak akan masuk secara sempurna. Lingkaran ini identik dengan format lensa, sedangkan kotak adalah format camera (CCD).  Ukuran panjang x lebar kotak dinamakan image size. Untuk alasan itulah, maka format lensa haruslah sama dengan format camera (CCD), bahkan sebaiknya lebih besar agar cahaya yang datang ke permukaan CCD bisa lebih banyak. Begitu ceritanya!
 
Sumber : http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-istilah-cctv-bagian-3_31.html

Istilah CCTV ( Bagian 2 )

Iris  (dibaca: ay-ris)
Iris adalah kemampuan lensa dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya di sekitarnya. Contoh paling bagus untuk menjelaskan iris adalah: saat kita sedang berada dalam ruangan pada malam hari, lalu tiba-tiba lampu ruangan mati. Maka, seketika itu ruangan akan menjadi gelap total, sehingga mata tidak bisa melihat sama sekali. Tetapi lama kelamaan, mata kita akan "menyesuaikan diri" dan mulailah terlihat benda-benda di sekitar kita satu per satu (meja, kursi, dan lainnya) sampai mata kita membuka penuh iris-nya. Demikian pula pada saat lampu kembali terang, mata kita akan silau dulu untuk sesaat, sebelum nantinya menyesuaikan diri dengan kondisi terang.  Inilah yang disebut dengan daya akomodasi mata, yang dalam lensa disebut sebagai Automatic Iris (auto iris lens).

Iris berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan F Stop, yaitu parameter yang menyatakan daya tangkal lensa terhadap cahaya yang masuk Bahasa sederhananya: makin besar F Stop suatu lensa, maka cahaya masuk yang ditahannya akan besar. F Stop berkaitan juga dengan istilah aperture.  Lensa biasanya memiliki dua ukuran F Stop, yaitu:

-  Aperture maksimum ( F stop minimum ) , yaitu pada saat lensa terbuka penuh.
-  Aperture minimum   ( F stop maksimum), yaitu kedudukan tepat sebelum lensa tertutup.

F stop berpengaruh pada hasil akhir gambar. F stop yang rendah berarti lensa tersebut dapat meloloskan lebih banyak cahaya dalam kondisi gelap, sehingga camera akan menghasilkan gambar yang baik pada malam hari. F stop yang tinggi diperlukan untuk menangkal cahaya-cahaya kuat atau pantulan, agar gambar tidak "putih" (whiting out) atau silau. Semua lensa auto-iris dilengkapi dengan spot filter Neutral Density untuk meningkatkan F stop maksimum.  F stop juga berpengaruh langsung pada kedalaman medan (depth of field).

Berdasarkan F Stop itulah, maka dikenal berbagai macam jenis lensa, yaitu:

Lensa Fixed Iris, yaitu lensa dengan nilai F Stop yang tetap, misalnya: F1.0, F1.2, F1.4 dan semisalnya.
Lensa Manual Iris, yaitu lensa yang nilai F Stop-nya bisa diatur secara manual (dengan tangan), misalnya dari F1.2 sampai dengan Close (tertutup), atau dari F1.4 – Close. Close menyatakan kondisi F Stop yang paling maksimum.
Lensa Auto Iris, yaitu lensa yang nilai F Stop-nya bisa berubah-ubah secara otomatis sesuai dengan kondisi cahaya di sekitarnya, misalnya: dari F1.2 sampai dengan F64 atau dari F1.4 sampai F64 dan sebagainya. Perubahan ini dilakukan melalui circuit elektronik yang ada di dalam lensa. Oleh sebab itu lensa ini memiliki kabel yang terhubung dengan camera.
Keterangan:
Harap dibedakan antara f (huruf kecil) dengan F (huruf besar). f biasanya menyatakan focus dalam satuan milimeter (mm), misalnya f=3.6mm, f=8mm dan seterusnya. Sedangkan F menyatakan F Stop dan ini tidak memiliki satuan, misalnya F=1.2, F=1.4 dan seterusnya.


Perbedaan Fisik Lensa Auto Iris dengan Fixed Iris


Perbedaan lensa auto iris dengan fixed iris adalah: pada lensa auto iris selalu terdapat kabel yang nantinya dihubungkan dengan camera (seperti pada gambar di samping), sedangkan pada lensa fixed iris tidak ada kabel. Berdasarkan jenis circuit-nya, lensa auto iris terbagi lagi ke dalam dua jenis:


1. DC (Direct Drive atau Galvanometric), yaitu jenis lensa iris yang di dalamnya terdiri dari dua kumparan (coil), yaitu Driving Coil dan Dumping Coil. 
2. Video (Video Drive), yaitu jenis lensa yang di dalamnya terdapat rangkaian elektronik untuk mengatur iris. 


Perbedaannya : Pada DC Iris, camera-lah yang bekerja lebih aktif untuk menyesuaikan cahaya yang datang melalui lensa. Lensa hanya bisa menahan atau meloloskan level cahaya tertentu saja, tanpa mengatur. Sementara pada Video Iris, semua pengaturan iris dilakukan di dalam lensa. Camera hanya menerima “sinyal jadi” saja dari lensa untuk ditampilkan di monitor.  Oleh karena itulah, maka lensa jenis DC umumnya "lebih murah" daripada Video Drive.



Keterangan
Istilah DC dalam lensa tidak sama dengan istilah DC dalam satuan tegangan. DC pada lensa  merupakan singkatan dari Driving Coil/Dumping Coil/Direct Couple (=hubungan langsung), sedangkan DC pada tegangan menyatakan Direct Current (=arus searah). Jadi 12V DC artinya tegangan searah yang besarnya 12 Volt.  Lensa DC Iris tidak memiliki besaran dan satuan.

Pada bagian belakang camera standard terdapat saklar untuk disesuaikan dengan lensa yang dipasang.
-       Jika menggunakan lensa jenis Video Drive, maka saklar ada pada posisi VIDEO.
-  Jika menggunakan lensa dari jenis Fixed Iris, maka saklar ada pada posisi ELC (Electronic Light Compensation).
-      Jika menggunakan lensa dari jenis DC Iris, tempatkanlah saklar pada posisi DC.

Sumber  :  http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-istilah-cctv-bagian-2.html

Istilah CCTV ( Bagian1 )

Pengantar
Pada posting kali ini penulis akan menjelaskan sedikit mengenai istilah pada CCTV dengan bahasa yang sesederhana mungkin agar mudah dipahami. Secara garis besar pokok pembahasannya akan dibagi ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Istilah pada Lensa     (Parameter Lensa)
2. Istilah pada Camera (Parameter Camera)


Adapun latar belakang penulisan ini memiliki alasan yang sederhana. Banyak konsumen yang masih belum paham benar dengan istilah-istilah CCTV, apakah satu istilah ini adalah istilah lensa ataukah termasuk istilah camera? Demikian pula pada saat troubleshooting di lapangan, apakah lensanya yang bermasalah ataukah cameranya atau malah kedua-duanya? Semoga uraian kali ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan pengetahuan kita bersama.
1. Istilah pada Lensa CCTV (Parameter Lensa)


Focal Length  (Ind. jarak titik fokus)
Jika dalam spesifikasi camera dinyatakan sekian milimeter (mm), maka yang dimaksud adalah panjang fokus lensanya dengan simbol f (huruf kecil). Jadi, satuan milimeter (mm) adalah satuan yang dimiliki lensa, bukan camera. Nilai mm ini berhubungan langsung dengan lebar sudut pandang yang bisa dicakup. Lensa dengan milimeter kecil akan memberikan sudut pandang lebar, namun objek yang terlihat akan kecil (seolah-olah jauh). Umpamanya, orang jadi terlihat pendek, mesin pabrik jadi tampak jauh, mobil-mobil dan bangunan terlihat kecil dan sebagainya.

Sebaliknya, lensa ber-milimeter besar akan memberikan gambar yang tampak dekat (jelas), tetapi cakupan sudut kiri dan kanannya menjadi sempit. Akibatnya, objek akan tampak lebih dekat, sehingga mesin pabrik dan orang jadi terlihat lebih besar. Contoh: lensa dengan f=4mm akan memberikan sudut pandang yang lebih lebar ketimbang lensa f=8mm. Jadi kaidahnya: semakin besar mm suatu lensa, maka sudut pandangnya makin sempit, sehingga objek yang terlihat seolah-olah makin dekat. Sudut pandang ini dalam CCTV disebut dengan istilah Angle of View.


Kebanyakan camera CCTV memakai lensa berukuran f=3.8 atau f=4.0mm. Lensa ini sering disebut juga dengan istilah lensa standar atau normal. Selain itu ada juga lensa f=6mm, f=8mm, f=12mm dan seterusnya hingga lensa Zoom (80mm). Nilai f di bawah 3.8mm digolongkan sebagai lensa sudut lebar (wide angle, dibaca: waid eng-gel, bukan einjel!), misalnya: f=2mm atau f=2.5mm. Istilah untuk lensa dengan mm kecil ini adalah lensa fish eye (mata ikan). Lensa jenis ini memberi cakupan sudut pandang yang sangat luasbahkan hingga 180 derajat. Tetapi objek yang diamati akan terlihat semakin kecil saja dan cembung pula. 


Varifocal Lens
Varifocal merupakan kependekan dari variable focal. Lensa varifocal artinya milimeter lensa tersebut bisa diatur dalam batas minimum dan maksimumnya. Umpamanya varifocal 6mm – 12mm, maka itu artinya lensa tersebut bisa menjelajah fokus mulai dari 6mm hingga 12mm. Sebagaimana kaidah di atas, maka apabila objek terlihat kurang dekat (baca: kurang jelas), maka lensa tersebut bisa diputar tangan ke arah lebih besar, sehingga objek seolah-olah mendekat. Demikian pula sebaliknya, jika sudut pandang kurang lebar, maka lensa diatur ke arah yang kecil. Aplikasi lensa varifocal ini misalnya pada camera di atas pintu garasi yang mengarah ke pintu pagar untuk mengamati tamu. Jika tamu terlihat “kurang dekat” (sosoknya tidak jelas), maka lensa bisa diputar ke nilai mm yang lebih besar. Pengaturan ini hanya dilakukan satu kali saja. Artinya setelah cocok dengan keinginan user, selanjutnya lensa tidak diatur lagi, karena repot jika harus naik-turun ke camera.


Zoom Lens
Oleh karena batas jangkauannya masih termasuk kecil, maka lensa varifocal tidak digolongkan ke dalam zoom lens. Lensa zoom biasanya memiliki batas yang lebih besar lagi, misalnya 6mm – 60mm dan tidak diputar dengan tangan, melainkan oleh motor elektrik di bagian dalamnya. Lensa ini digerakkan melalui controller yang bisa berbentuk keyboard atau lainnya.  Oleh sebab itu lensa jenis ini dinamakan pula motorized zoom. Jika pada spesifikasi dinyatakan 10x Zoom, maka yang dimaksud adalah batas bawah dan batas atas. Jadi, lensa zoom 6mm – 60mm dikatakan memiliki Zoom 10x, demikina pula dengan lensa 8mm – 64mm dikatakan 8x dan seterusnya. Secara umum, istilah zoom memngandung dua pengertian, yaitu:

1. Zoom Optical, yaitu zoom yang diperoleh dari gerakan lensa. Ini seperti halnya kita memutar sebuah teropong atau binokular untuk memperoleh objek yang jelas (dekat).

2. Zoom Digital, yaitu perbesaran gambar yang dilakukan oleh sirkuit elektronik di dalam camera. Ini seperti halnya kita memperbesar sebuah perangko di atas mesin foto kopi.

Kombinasi kedua jenis zoom di atas menghasilkan angka-angka zoom yang "fantastis", misalnya zoom sampai dengan 220x. Padahal yang dimaksud adalah 22x Zoom Optical yang diperbesar 10x lagi secara elektronik oleh Digital Zoom.


Fixed Lens
Fixed yang dimaksud di sini artinya memiliki ukuran yang tetap (tidak bisa diubah, kecuali dengan mengganti). Fix lens bisa memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu:


1. Fixed dalam arti ukuran mm-nya tetap (bukan lensa zoom atau varifocal). Lensa ini disebut juga monofocal. Contohnya: lensa 4mm, 6mm, 8mm dan seterusnya.


2. Fixed dalam arti nilai iris-nya tetap, bukan auto iris (pembahasannya akan menyusul).


Board Lens
Salah satu lensa fixed yang banyak dipakai pada camera ukuran kecil (miniature) dan camera dome adalah board lens. Camera yang memakai lensa ini dinamakan juga dengan board camera. Ini merupakan bagian dalam dari dome camera dan miniature camera. Lensa ini termasuk ke dalam lensa fixed (monofocal) dengan ukuran mulai dari 2.8mm hingga 12 mm.






Pinhole Lens
Ada lagi bentuk lensa fixed yang ujungnya sebesar lubang jarum dan biasa dipakai juga pada board camera. Lensa ini dinamakan pinhole lens dan memiliki ukuran mm yang umumnya sama dengan lensa fixed.
 
 
 
 
 
 
 Sumber : http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-istilah-cctv-bagian-1.html